Seren Taun: Merayakan Limpahan Berkah Panen Bersama Masyarakat Sunda Wiwitan
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sab, 12 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Di tengah hijaunya pegunungan Jawa Barat, Masyarakat Sunda Wiwitan melestarikan sebuah tradisi agraris yang sarat makna, yaitu **Seren Taun**. Secara harfiah, “Seren” berarti menyerahkan dan “Taun” berarti tahun. Jadi, Seren Taun adalah upacara penyerahan hasil panen sebagai wujud syukur kepada Sang Hyang Kersa atas berkah yang melimpah sepanjang tahun.
Upacara ini bukan sekadar pesta panen biasa, melainkan sebuah rangkaian ritual sakral yang berlangsung selama beberapa hari. Pusat perayaan biasanya berada di *kampung adat* atau *kasepuhan*. Dimulai dengan membersihkan alat-alat pertanian, Seren Taun melibatkan berbagai prosesi adat seperti *Ngarak Cai Kahuripan* (membawa air kehidupan), *Ngadiukeun* (menata hasil bumi), hingga *Pesta Dadung* (atraksi tarik tambang).
Simbolisme dan Kebersamaan
Salah satu puncak acara adalah prosesi membawa hasil bumi, seperti padi, palawija, dan buah-buahan, yang ditata dengan indah di atas *jampana* atau *dongdang*. Hasil panen ini kemudian diserahkan kepada *kokolot* (tetua adat) sebagai simbol rasa syukur dan harapan untuk panen yang lebih baik di tahun mendatang.
Seren Taun juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota masyarakat. Mereka berkumpul, berbagi makanan, dan menikmati berbagai pertunjukan seni tradisional seperti tari-tarian dan musik gamelan Sunda. Semangat kebersamaan dan gotong royong sangat terasa dalam setiap tahapan upacara.
Lebih dari sekadar tradisi, Seren Taun adalah manifestasi kearifan lokal Masyarakat Sunda Wiwitan dalam menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Upacara ini menjadi pengingat akan pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan dan melestarikan warisan budaya leluhur.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar