Teater Koma: Panggung Kritik Sosial yang Tak Pernah Padam
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Kam, 24 Jul 2025
- visibility 10
- comment 0 komentar

Dalam khazanah seni pertunjukan Indonesia, Teater Koma berdiri tegak sebagai salah satu kelompok teater paling berpengaruh dan produktif. Sejak didirikan pada tahun 1977 oleh N. Riantiarno, Teater Koma telah menorehkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah perteateran tanah air, terutama melalui karya-karyanya yang berani mengangkat isu-isu sosial dan politik.
Ciri khas pertunjukan Teater Koma terletak pada naskah-naskah yang cerdas, dialog yang tajam, dan penyutradaraan yang inovatif. Mereka tidak pernah ragu untuk mengkritisi berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, mulai dari korupsi, ketidakadilan, hingga masalah kemanusiaan. Balutan komedi satir sering kali menjadi senjata ampuh mereka dalam menyampaikan pesan yang mendalam kepada penonton. Lakon-lakon seperti “Opera Kecoa,” “Sampek Engtay,” dan “Republik Bagong” adalah beberapa contoh karya ikonik yang berhasil mencuri perhatian publik sekaligus memicu perdebatan.
Lebih dari sekadar kritik, Teater Koma juga dikenal dengan kualitas produksi yang prima. Tata panggung yang megah, kostum yang detail, serta akting para pemain yang solid menjadi elemen penting yang selalu memanjakan mata dan pikiran penonton. Konsistensi dalam berkarya selama lebih dari empat dekade membuktikan dedikasi dan profesionalisme kelompok teater ini.
Teater Koma bukan hanya sekadar kelompok seni, tetapi juga merupakan representasi semangat perlawanan dan kebebasan berekspresi. Di tengah berbagai tantangan dan perubahan zaman, mereka terus mempertahankan komitmen untuk menyuarakan kebenaran dan menggugah kesadaran masyarakat melalui kekuatan seni teater. Keberadaan Teater Koma menjadi pengingat bahwa seni memiliki peran penting sebagai kontrol sosial dan agen perubahan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar