Mendukung Guru di Era Digital: Tantangan Hoax dan Ujaran Kebencian terhadap Pendidik
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 29 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Era digital membawa banyak kemudahan, namun juga tantangan, terutama bagi pendidik. Guru kini tidak hanya menghadapi tugas mengajar di kelas, tetapi juga ancaman serius dari hoax dan ujaran kebencian yang dapat menyebar dengan cepat di media sosial. Fenomena ini dapat merusak reputasi, mengganggu konsentrasi, bahkan memengaruhi kesehatan mental para guru.
Salah satu tantangan terbesar adalah penyebaran informasi palsu (hoax). Hoax mengenai kebijakan sekolah, perilaku guru, atau bahkan materi pelajaran dapat menyebar luas, menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan di kalangan orang tua dan masyarakat. Guru seringkali menjadi sasaran empuk karena posisi mereka sebagai figur publik dalam komunitas. Berita bohong ini, meskipun tidak berdasar, dapat memicu stigma negatif dan mengurangi otoritas seorang pendidik.
Lebih jauh lagi, ujaran kebencian seringkali muncul sebagai respons terhadap perbedaan pandangan atau ketidakpuasan. Guru bisa saja menjadi sasaran ujaran kebencian karena nilai yang diajarkan, metode pengajaran, atau bahkan hal-hal pribadi yang disalahpahami. Serangan verbal ini, yang seringkali anonim, dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan rasa tidak aman. Lingkungan digital yang toksik ini berpotensi mengikis semangat dan dedikasi guru dalam menjalankan tugas mulianya.
Untuk mendukung guru di tengah tantangan ini, diperlukan upaya kolektif. Sekolah dan pemerintah harus menyediakan pelatihan literasi digital bagi guru, membekali mereka dengan kemampuan mengidentifikasi dan menangkal hoax. Selain itu, mekanisme pelaporan dan perlindungan hukum yang jelas diperlukan untuk melindungi guru dari ujaran kebencian dan fitnah daring. Masyarakat juga perlu diedukasi agar lebih kritis dalam menyaring informasi dan menunjukkan rasa hormat kepada para pendidik. Dengan dukungan yang komprehensif, guru dapat terus fokus pada misi utama mereka: mencerdaskan generasi penerus tanpa rasa takut dan terintimidasi.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar