Sebelum Mengkritik di Media Sosial: Pahami Dulu Aturan dan Prosedur Resmi di Sekolah
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Kam, 24 Jul 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Di era digital, jari sering kali lebih cepat bergerak daripada pikiran. Saat ada masalah yang menimpa anak di sekolah, meluapkan kekecewaan di media sosial terasa begitu mudah dan cepat. Namun, sebelum menekan tombol ‘kirim’, ada baiknya kita berhenti sejenak dan berpikir lebih bijak.
Setiap sekolah memiliki aturan dan prosedur resmi yang dirancang untuk menangani keluhan dan menyelesaikan masalah secara adil serta terstruktur. Mengabaikan alur ini dan langsung mengkritik di media sosial sering kali lebih banyak menimbulkan kerugian.
Mengapa Prosedur Resmi Penting?
Prosedur pengaduan sekolah ada bukan untuk mempersulit orang tua, tetapi untuk melindungi semua pihak, termasuk anak Anda. Alur ini memastikan keluhan ditangani oleh orang yang tepat, didasarkan pada fakta yang jelas, dan terdokumentasi dengan baik. Langsung ‘viral’ hanya akan menciptakan kekisruhan baru tanpa solusi yang sebenarnya.
Pahami Alur yang Benar
Sebelum melangkah lebih jauh, pahami alur penyelesaian masalah di sekolah anak Anda. Umumnya, hierarkinya adalah sebagai berikut:
* Guru yang Bersangkutan: Dialogkan masalah secara langsung dengan guru yang terlibat.
* Wali Kelas: Jika tidak ada solusi, wali kelas adalah jembatan komunikasi berikutnya.
* Kepala Sekolah: Untuk isu yang lebih serius, jadwalkan pertemuan resmi dengan kepala sekolah.
* Komite Sekolah/Pengawas: Jika semua jalur internal belum membuahkan hasil, libatkan pihak yang lebih tinggi sesuai aturan.
Menempuh jalur formal menunjukkan bahwa Anda adalah orang tua yang serius dan menghargai institusi. Ini adalah cerminan sikap dewasa dalam menyelesaikan masalah.
Pada akhirnya, media sosial mungkin memberikan kepuasan sesaat, tetapi jarang memberikan solusi jangka panjang. Dengan memahami dan mengikuti prosedur resmi, Anda tidak hanya memperjuangkan hak anak dengan cara yang elegan, tetapi juga turut menjaga ekosistem sekolah yang sehat dan penuh hormat.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar