Sabtu, 12 Jul 2025
light_mode
Beranda » Ekonomi » Mengenal Konsep Permintaan dan Penawaran: Bagaimana Harga Terbentuk di Pasar

Mengenal Konsep Permintaan dan Penawaran: Bagaimana Harga Terbentuk di Pasar

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Jum, 13 Jun 2025
  • visibility 19
  • comment 0 komentar

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa harga suatu barang bisa naik atau turun? Jawabannya terletak pada dua kekuatan dasar ekonomi: permintaan dan penawaran. Memahami kedua konsep ini adalah kunci untuk menguraikan bagaimana harga keseimbangan terbentuk di pasar.

Permintaan mengacu pada kuantitas suatu barang atau jasa yang diinginkan dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu. Hukum permintaan menyatakan bahwa, ceteris paribus (faktor lain tetap), ketika harga suatu barang naik, jumlah barang yang diminta akan cenderung turun, dan sebaliknya. Misalnya, jika harga kopi favorit Anda naik drastis, kemungkinan Anda akan mengurangi konsumsinya.

Di sisi lain, penawaran adalah kuantitas suatu barang atau jasa yang produsen bersedia dan mampu jual pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu. Hukum penawaran menjelaskan bahwa, ceteris paribus, ketika harga suatu barang naik, jumlah barang yang ditawarkan juga akan cenderung naik. Produsen termotivasi untuk menjual lebih banyak saat harga tinggi karena berarti keuntungan yang lebih besar.

Bagaimana Harga Terbentuk? Titik Temu Permintaan dan Penawaran

Harga suatu barang di pasar terbentuk melalui interaksi antara permintaan dan penawaran. Bayangkan sebuah grafik di mana kurva permintaan (menurun dari kiri atas ke kanan bawah) berpotongan dengan kurva penawaran (naik dari kiri bawah ke kanan atas). Titik perpotongan inilah yang disebut sebagai harga keseimbangan (equilibrium price) dan kuantitas keseimbangan (equilibrium quantity).

Pada titik keseimbangan, jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Tidak ada kelebihan pasokan (surplus) maupun kekurangan pasokan (shortage). Jika harga di atas titik keseimbangan, akan terjadi surplus, mendorong produsen menurunkan harga. Sebaliknya, jika harga di bawah titik keseimbangan, akan terjadi shortage, mendorong konsumen untuk bersedia membayar lebih tinggi, sehingga harga naik.

Dengan memahami dinamika permintaan dan penawaran, kita dapat melihat bagaimana kekuatan pasar secara alami membentuk harga untuk mencapai keseimbangan antara keinginan konsumen dan kemampuan produsen. Ini adalah fondasi penting dalam memahami ekonomi pasar.

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pasar Modal Syariah: Alternatif Investasi yang Halal dan Bertumbuh

    Pasar Modal Syariah: Alternatif Investasi yang Halal dan Bertumbuh

    • calendar_month Ming, 6 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Bagi sebagian besar investor Muslim di Indonesia, prinsip syariah menjadi landasan utama dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berinvestasi. Kabar baiknya, pasar modal Indonesia kini memiliki alternatif yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, yaitu pasar modal syariah. Pasar modal syariah menawarkan berbagai instrumen investasi yang tidak hanya berpotensi memberikan keuntungan, tetapi juga dipastikan kehalalannya. Ini menjadi […]

  • Prediksi Cuaca Akurat dengan AI: Mendorong Kemajuan Pertanian dan Logistik di Indonesia

    Prediksi Cuaca Akurat dengan AI: Mendorong Kemajuan Pertanian dan Logistik di Indonesia

    • calendar_month Rab, 2 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Indonesia, sebagai negara agraris dengan wilayah kepulauan yang luas, sangat rentan terhadap perubahan cuaca. Ketidakpastian cuaca dapat memberikan dampak signifikan pada sektor pertanian dan logistik. Namun, kemajuan pesat dalam Kecerdasan Buatan (AI) membuka peluang baru untuk menghasilkan prediksi cuaca yang lebih akurat, membawa manfaat besar bagi kedua sektor vital ini. Sistem prediksi cuaca tradisional mengandalkan […]

  • Panduan Wisata Halal di Bali: Rekomendasi Kuliner dan Masjid Terdekat

    Panduan Wisata Halal di Bali: Rekomendasi Kuliner dan Masjid Terdekat

    • calendar_month Rab, 2 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Bali, dengan segala pesonanya, merupakan destinasi yang ramah bagi semua wisatawan, termasuk para pelancong Muslim. Menemukan kuliner halal dan tempat ibadah yang nyaman di Pulau Dewata kini semakin mudah. Dengan panduan ini, liburan Anda dijamin akan tenang dan berkesan tanpa perlu khawatir. Rekomendasi Kuliner Halal yang Wajib Dicoba Menjelajahi Bali tak lengkap tanpa mencicipi masakan […]

  • Central Bank Digital Currency (CBDC): Ancaman atau Peluang bagi Kripto?

    Central Bank Digital Currency (CBDC): Ancaman atau Peluang bagi Kripto?

    • calendar_month 11 jam yang lalu
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Di tengah kemajuan teknologi keuangan, konsep Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Mata Uang Digital Bank Sentral semakin menjadi sorotan global. Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia tengah menggodok inisiatif Rupiah Digital melalui Proyek Garuda. CBDC pada dasarnya adalah versi digital dari mata uang fiat resmi suatu negara, yang diterbitkan dan dijamin sepenuhnya oleh bank sentral. […]

  • Mappacci: Ritual ‘Malam Pacar’ Suku Bugis yang Sakral

    Mappacci: Ritual ‘Malam Pacar’ Suku Bugis yang Sakral

    • calendar_month Sab, 5 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Dalam kekayaan adat pernikahan di Indonesia, Suku Bugis dari Sulawesi Selatan memiliki sebuah ritual pra-nikah yang sarat makna, yaitu Mappacci. Sering disamakan dengan ‘malam pacar’ pada umumnya, Mappacci memiliki esensi yang lebih dalam dari sekadar menghias tangan. Ini adalah upacara sakral untuk menyucikan calon pengantin secara lahir dan batin. Secara harfiah, ‘Mappacci’ berasal dari kata […]

  • Inflasi: Musuh dalam Selimut atau Tanda Ekonomi yang Sehat?

    Inflasi: Musuh dalam Selimut atau Tanda Ekonomi yang Sehat?

    • calendar_month Sen, 30 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 5
    • 0Komentar

    Pernah merasa uang Rp100.000 sekarang terasa lebih cepat habis dibanding beberapa tahun lalu? Fenomena ini bukanlah sekadar perasaan, melainkan dampak nyata dari apa yang disebut para ekonom sebagai inflasi. Inflasi sering kali digambarkan sebagai momok yang menggerogoti nilai uang kita. Namun, apakah ia sepenuhnya jahat, atau justru bisa menjadi pertanda baik? Secara sederhana, inflasi adalah […]

expand_less