Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity): Mengapa Big Mac Harganya Beda di Tiap Negara?
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 5 Sep 2025
- visibility 16
- comment 0 komentar

Pernahkah Anda bepergian ke luar negeri dan terkejut melihat harga barang yang sama, seperti Big Mac, jauh berbeda dibandingkan di negara Anda? Fenomena ini bisa dijelaskan dengan konsep ekonomi yang disebut Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity/PPP). Sederhananya, PPP adalah teori yang menyatakan bahwa di pasar yang efisien, tingkat pertukaran (kurs) antara dua mata uang harusnya sama dengan rasio harga keranjang barang yang identik di kedua negara tersebut.
Teori Dasar PPP
Teori PPP didasarkan pada Hukum Satu Harga (Law of One Price), yang berpendapat bahwa barang yang identik harus dijual dengan harga yang sama di pasar berbeda, setelah memperhitungkan biaya transportasi dan tarif. Jika harga berbeda, akan ada arbitrase, di mana pedagang membeli barang di negara yang lebih murah dan menjualnya di negara yang lebih mahal, hingga harga kembali seimbang.
Namun, di dunia nyata, hukum ini jarang berlaku sempurna. Itulah mengapa The Economist menciptakan Indeks Big Mac, sebuah cara sederhana dan populer untuk mengukur PPP. Indeks ini membandingkan harga Big Mac di berbagai negara. Jika harga Big Mac di Indonesia, setelah dikonversi ke Dolar AS, lebih rendah daripada harga Big Mac di AS, maka rupiah dianggap under-valued (kurang nilai) terhadap dolar, dan sebaliknya.
Mengapa Harga Big Mac Berbeda?
Perbedaan harga ini terjadi karena berbagai faktor, di antaranya:
* Biaya Non-Perdagangan: Tidak semua biaya dalam membuat Big Mac bersifat perdagangan. Biaya sewa lahan, upah pekerja, dan biaya listrik di tiap negara sangat bervariasi. Faktor-faktor ini tidak bisa diperdagangkan, sehingga harganya tetap berbeda.
* Hambatan Perdagangan dan Transportasi: Tarif, pajak, dan biaya pengiriman membuat barang sulit berpindah secara bebas, sehingga arbitrase menjadi tidak efisien.
* Monopoli dan Persaingan: Tingkat persaingan dan struktur pasar di tiap negara juga berbeda, yang dapat memengaruhi penetapan harga.
PPP dalam Praktik Ekonomi
Meskipun PPP tidak akurat sebagai alat untuk memprediksi pergerakan kurs jangka pendek, konsep ini sangat penting dalam analisis ekonomi jangka panjang. Lembaga seperti IMF dan Bank Dunia menggunakan PPP untuk membandingkan PDB (Produk Domestik Bruto) antarnegara, karena perbandingan berbasis PPP memberikan gambaran yang lebih akurat tentang standar hidup riil dan ukuran ekonomi suatu negara. Ini karena PPP menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh fluktuasi kurs mata uang nominal, yang seringkali tidak mencerminkan daya beli sebenarnya.
Jadi, Indeks Big Mac bukan sekadar lelucon; itu adalah ilustrasi yang sangat baik tentang mengapa PPP lebih akurat dalam mengukur nilai mata uang daripada kurs nominal.🍔
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar