Tantangan dan Arah Kebijakan Fiskal Indonesia Pasca-Pandemi
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sab, 19 Jul 2025
- visibility 8
- comment 0 komentar

Memasuki pertengahan tahun 2025, Indonesia telah melewati fase darurat pandemi, namun “bekas luka” pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terasa. Kini, pemerintah dihadapkan pada babak baru yang menuntut kehati-hatian dalam merumuskan kebijakan fiskal. Tujuannya adalah menyeimbangkan antara kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan keharusan menyehatkan kembali anggaran negara.
Tantangan utama yang dihadapi cukup kompleks. Pertama, peningkatan rasio utang pemerintah sebagai konsekuensi dari belanja besar-besaran untuk penanganan kesehatan dan jaring pengaman sosial selama krisis. Hal ini menyebabkan menyempitnya ruang fiskal (fiscal space) untuk membiayai program-program prioritas lainnya. Kedua, adanya kebutuhan untuk menjaga daya beli masyarakat dan momentum pemulihan ekonomi, yang membatasi opsi pengetatan anggaran secara drastis.
Menghadapi tantangan tersebut, arah kebijakan fiskal Indonesia kini berfokus pada tiga pilar utama:
* Konsolidasi Fiskal: Pemerintah berkomitmen untuk secara bertahap menurunkan defisit APBN kembali ke level yang sehat dan aman. Langkah ini krusial untuk menjaga kepercayaan pasar dan stabilitas makroekonomi dalam jangka panjang.
* Optimalisasi Penerimaan Negara: Reformasi perpajakan terus dilanjutkan untuk memperluas basis wajib pajak dan meningkatkan kepatuhan. Tujuannya adalah menggenjot penerimaan negara secara adil tanpa mematikan iklim investasi dan usaha yang sedang bertumbuh.
* Peningkatan Kualitas Belanja (Spending Better): Alokasi anggaran digeser dari belanja yang bersifat darurat ke belanja produktif. Prioritas diberikan pada pembangunan infrastruktur strategis, peningkatan kualitas sumber daya manusia (pendidikan dan kesehatan), serta mendukung transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Pada intinya, kebijakan fiskal Indonesia saat ini adalah sebuah balancing act yang rumit. Pemerintah harus cermat menjaga mesin pertumbuhan ekonomi tetap menyala sambil secara disiplin menyehatkan kembali APBN. Keberhasilan dalam menavigasi tantangan ini akan menjadi penentu bagi stabilitas dan kemakmuran Indonesia di masa depan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar