Menjaga Tanaman, Menghemat Air: Inovasi Irigasi Bawah Permukaan
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 12 Sep 2025
- visibility 11
- comment 0 komentar

Kelangkaan air bersih dan tantangan perubahan iklim menuntut sektor pertanian untuk lebih efisien dalam penggunaan air. Salah satu inovasi paling menjanjikan adalah irigasi bawah permukaan atau Subsurface Drip Irrigation (SDI). Berbeda dengan irigasi konvensional, metode ini mengalirkan air langsung ke akar tanaman, meminimalkan pemborosan dan mengoptimalkan setiap tetes air.
Bagaimana Irigasi Bawah Permukaan Bekerja?
Alih-alih menyiram dari atas, sistem irigasi bawah permukaan menggunakan jaringan pipa atau selang berlubang yang ditanam di bawah permukaan tanah, tepat di zona perakaran tanaman. Pompa air mengalirkan air bertekanan rendah melalui selang ini, dan air menetes perlahan-lahan ke dalam tanah. Metode ini memastikan air dan nutrisi terserap langsung oleh akar, tanpa ada yang hilang akibat penguapan di permukaan atau limpasan air.
Efisiensi Air dan Manfaat Ganda
Keuntungan utama dari SDI adalah efisiensi air yang sangat tinggi, mencapai 95%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan irigasi konvensional yang sering kali membuang banyak air. Selain itu, SDI juga membawa manfaat lain:
Mengurangi Gulma: Karena permukaan tanah tetap kering, pertumbuhan gulma dapat ditekan secara alami, mengurangi kebutuhan herbisida.
Mencegah Penyakit: Daun tanaman tidak basah, sehingga risiko penyebaran penyakit jamur dan bakteri dapat diminimalkan.
Mengoptimalkan Nutrisi: Pupuk cair dapat dicampur langsung dengan air irigasi (fertigation), memastikan nutrisi sampai ke akar secara efisien, mengurangi pemborosan dan pencemaran air tanah.
Investasi untuk Masa Depan Pertanian
Meskipun membutuhkan biaya instalasi awal, irigasi bawah permukaan adalah investasi cerdas untuk pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Metode ini memungkinkan petani untuk berproduksi secara maksimal bahkan di lahan yang kekurangan air, menjaga produktivitas, dan memastikan ketahanan pangan di masa depan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar