LiDAR dalam Mobil Otonom: Teknologi “Mata” yang Membuat Kendaraan Melihat
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 18 Jul 2025
- visibility 7
- comment 0 komentar

Era mobil otonom semakin dekat, dan di jantung teknologinya terdapat sebuah sensor revolusioner yang bertindak sebagai “mata” kendaraan: LiDAR (Light Detection and Ranging). Di tengah kompleksitas lalu lintas perkotaan Indonesia yang dinamis, kemampuan LiDAR untuk memberikan persepsi lingkungan yang akurat dan detail menjadi krusial bagi keselamatan dan navigasi kendaraan tanpa pengemudi.
Lantas, bagaimana cara kerja LiDAR? Secara sederhana, LiDAR memancarkan jutaan pulsa sinar laser pendek dalam setiap detik ke lingkungan sekitar. Ketika pulsa laser ini mengenai objek seperti kendaraan lain, pejalan kaki, rambu lalu lintas, atau trotoar, sebagian kecil cahaya akan dipantulkan kembali ke sensor LiDAR. Dengan mengukur waktu yang dibutuhkan pulsa laser untuk kembali, LiDAR dapat menghitung jarak ke objek tersebut dengan sangat presisi.
Hasil dari proses ini adalah peta 3D yang sangat detail dari lingkungan sekitar mobil. Peta ini tidak hanya mencakup informasi jarak, tetapi juga bentuk dan ukuran objek. Keunggulan utama LiDAR dibandingkan sensor lain seperti kamera dan radar adalah kemampuannya untuk memberikan resolusi dan akurasi yang lebih tinggi, terutama dalam kondisi cahaya rendah atau saat objek bergerak cepat.
Dalam konteks mobil otonom, data yang dihasilkan oleh LiDAR digunakan oleh sistem kecerdasan buatan (AI) untuk memahami lingkungan sekitar secara komprehensif. Informasi ini kemudian digunakan untuk membuat keputusan penting seperti kapan harus mengerem, berbelok, atau menghindari rintangan. Dengan kemampuannya yang superior dalam mendeteksi dan memetakan lingkungan, LiDAR menjadi fondasi penting dalam mewujudkan kendaraan otonom yang aman dan andal di berbagai kondisi jalan, termasuk di Indonesia dengan segala keragaman kondisi lalu lintasnya. Meskipun teknologi lain seperti kamera dan radar juga berperan, LiDAR sering dianggap sebagai kunci utama untuk mencapai otonomi penuh.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar