Selasa, 2 Sep 2025
light_mode
Beranda » Budaya » Ruwatan: Ritual Penyucian Diri dan Tolak Bala dalam Kebudayaan Jawa

Ruwatan: Ritual Penyucian Diri dan Tolak Bala dalam Kebudayaan Jawa

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Jum, 4 Jul 2025
  • visibility 21
  • comment 0 komentar

Dalam khazanah kebudayaan Jawa yang kaya, terdapat sebuah ritual mendalam yang dikenal sebagai Ruwatan. Tradisi ini merupakan upacara penyucian diri yang bertujuan untuk membersihkan seseorang dari nasib buruk, kesialan, atau sukerta (noda spiritual), serta sebagai sarana tolak bala. Hingga kini, Ruwatan masih menjadi bagian penting dari spiritualitas masyarakat Jawa, diwariskan dari generasi ke generasi sebagai benteng perlindungan dari malapetaka.

Secara esensial, Ruwatan adalah proses pembebasan dari ancaman gaib, terutama yang berasal dari Batara Kala, raksasa dalam mitologi Jawa yang gemar memangsa manusia dengan ciri-ciri tertentu. Orang-orang yang dianggap rentan menjadi mangsa Batara Kala ini disebut wong sukerta. Beberapa contoh wong sukerta yang paling umum adalah anak tunggal (ontang-anting), dua bersaudara laki-laki dan perempuan (kembang sepasang), atau anak yang lahir saat matahari terbenam.

Prosesi Ruwatan sendiri merupakan sebuah upacara sakral yang sarat dengan simbol. Puncak dari ritual ini biasanya adalah pertunjukan wayang kulit dengan lakon khusus, yaitu Murwakala. Lakon ini mengisahkan asal-usul Batara Kala dan bagaimana ia akhirnya ditaklukkan, sehingga tidak lagi mengancam jiwa manusia. Selain pagelaran wayang, upacara Ruwatan juga dilengkapi dengan berbagai sesaji, doa-doa, dan prosesi simbolis seperti potong rambut atau siraman, yang semuanya bermakna membersihkan dan memulai lembaran baru yang suci.

Meskipun zaman terus berubah, tradisi Ruwatan tetap relevan. Ritual ini bukan hanya soal mengusir nasib buruk, tetapi juga menjadi medium introspeksi diri, memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan melestarikan warisan luhur kebudayaan Jawa. Ruwatan adalah bukti bagaimana masyarakat Jawa memaknai keharmonisan antara manusia, alam, dan dunia spiritual.

 

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Baduy Dalam: Menjaga Kemurnian Adat dengan Mengisolasi Diri

    Baduy Dalam: Menjaga Kemurnian Adat dengan Mengisolasi Diri

    • calendar_month Rab, 9 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 29
    • 0Komentar

    Di jantung Provinsi Banten, hiduplah komunitas unik bernama Suku Baduy. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, namun yang paling teguh memegang adat adalah Baduy Dalam. Kelompok ini tinggal di pusat Desa Kanekes dan secara sadar memilih untuk mengisolasi diri dari dunia luar demi menjaga kemurnian adat warisan leluhur. Kehidupan masyarakat Baduy Dalam diatur oleh hukum adat […]

  • Jangan Lengah! Tips Ampuh Menghindari Penipuan Saat Bertransaksi di Jalanan Indonesia

    Jangan Lengah! Tips Ampuh Menghindari Penipuan Saat Bertransaksi di Jalanan Indonesia

    • calendar_month Sen, 11 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 17
    • 0Komentar

    Bertransaksi di jalanan, baik itu membeli makanan dari pedagang kaki lima, menggunakan jasa transportasi online, atau bahkan saat melakukan jual beli barang bekas, menyimpan potensi risiko penipuan. Di tengah keramaian dan situasi yang serba cepat, oknum tidak bertanggung jawab sering kali memanfaatkan kelengahan kita. Agar transaksi Anda tetap aman dan terhindar dari kerugian, simak beberapa […]

  • Pajak dan Subsidi: Memahami Dampaknya pada Konsumen, Produsen, dan Negara

    Pajak dan Subsidi: Memahami Dampaknya pada Konsumen, Produsen, dan Negara

    • calendar_month Sab, 14 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Pajak dan subsidi adalah dua instrumen kebijakan fiskal yang sangat memengaruhi lanskap ekonomi suatu negara. Meskipun sering dianggap berlawanan, keduanya memiliki tujuan untuk membentuk perilaku ekonomi dan mencapai target sosial atau ekonomi tertentu. Memahami bagaimana keduanya bekerja dan dampaknya pada berbagai pihak adalah kunci untuk menilai efektivitas kebijakan pemerintah. Bagi konsumen, pajak seringkali berarti kenaikan […]

  • Sampah Bukan Sekadar Masalah: Memahami Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

    Sampah Bukan Sekadar Masalah: Memahami Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

    • calendar_month Sel, 24 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Sampah seringkali dianggap sepele, padahal merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar yang kita hadapi. Penumpukan sampah mengancam kesehatan ekosistem, mencemari tanah dan air, serta berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Untuk mengatasi krisis ini, kita perlu memahami konsep 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle – sebuah filosofi yang melampaui sekadar membuang sampah. Reduce (Mengurangi) adalah langkah […]

  • Kebijakan Fiskal vs. Moneter: Dua Senjata Utama Pemerintah Mengatur Ekonomi

    Kebijakan Fiskal vs. Moneter: Dua Senjata Utama Pemerintah Mengatur Ekonomi

    • calendar_month Sel, 1 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 20
    • 0Komentar

    Ketika perekonomian suatu negara melambat atau inflasi meroket, pemerintah tidak tinggal diam. Ada dua “senjata” utama yang digunakan untuk menstabilkan dan mengarahkan ekonomi ke jalur yang benar: Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter. Meskipun tujuannya sama—menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil—keduanya dijalankan oleh pihak yang berbeda dengan instrumen yang berbeda pula. Kebijakan Fiskal: Senjata di Tangan Pemerintah […]

  • La Galigo: Epos Terpanjang di Dunia dari Tanah Bugis

    La Galigo: Epos Terpanjang di Dunia dari Tanah Bugis

    • calendar_month Ming, 20 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 28
    • 0Komentar

    Indonesia tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga warisan sastra yang mendunia. Salah satu yang paling monumental adalah La Galigo, sebuah epos kuno dari masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Dikenal sebagai salah satu karya sastra terpanjang di dunia, La Galigo bahkan diperkirakan memiliki teks yang lebih panjang dari epos Mahabharata dari India. Naskah La […]

expand_less