Mopoduka: Mengenal Ritual Sakral Memandikan Benda Pusaka di Gorontalo
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 11 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Setiap tahun setelah pelaksanaan salat Idul Adha, masyarakat Gorontalo memiliki sebuah tradisi unik yang kaya akan nilai sejarah dan spiritual, yaitu Mopoduka. Ritual ini merupakan upacara adat untuk memandikan atau membersihkan benda-benda pusaka peninggalan kerajaan Gorontalo masa lampau.
Mopoduka bukanlah sekadar proses pembersihan fisik untuk menghilangkan karat, melainkan sebuah ritual sakral yang penuh makna. Tradisi ini bertujuan untuk merawat, menghormati, dan menjaga kekuatan spiritual atau tuah yang dipercaya bersemayam di dalam setiap benda pusaka, seperti keris, tombak, pedang, dan perhiasan kerajaan. Bagi masyarakat Gorontalo, melaksanakan Mopoduka adalah wujud penghormatan kepada para leluhur dan sejarah mereka.
Prosesi yang Penuh Khidmat
Prosesi Mopoduka dipimpin oleh para pemangku adat atau Baate. Benda-benda pusaka akan dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, diarak dengan khidmat, lalu dibersihkan satu per satu. Pembersihannya pun tidak sembarangan, melainkan menggunakan ramuan khusus yang terdiri dari air, perasan jeruk nipis untuk membersihkan logam, serta aneka bunga beraroma wangi untuk memberikan dimensi spiritual. Selama prosesi berlangsung, doa-doa dan mantera khusus dilantunkan untuk memohon berkah dan keselamatan.
Ritual Mopoduka menjadi bukti nyata bagaimana kebudayaan dan ajaran agama Islam dapat berjalan harmonis di Gorontalo. Dilaksanakan tepat setelah momen suci Idul Adha, tradisi ini menjadi simbol penyucian diri dan penghormatan terhadap warisan leluhur. Mopoduka adalah kekayaan budaya tak ternilai yang terus dijaga untuk memperkuat identitas dan kearifan lokal masyarakat Gorontalo.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar