Gotong Royong: Perekat Sosial Bangsa Indonesia yang Mulai Terkikis?
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 4 Jul 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Gotong royong adalah salah satu nilai luhur dan DNA asli bangsa Indonesia. Lebih dari sekadar kerja bakti, gotong royong merupakan filosofi hidup yang mengedepankan kebersamaan, solidaritas, dan tolong-menolong tanpa pamrih. Sejak dahulu, semangat inilah yang menjadi fondasi dan perekat sosial, menyatukan masyarakat yang beragam dalam satu tujuan bersama, dari membangun jembatan desa hingga membantu tetangga yang sedang berduka.
Nilai gotong royong adalah cerminan sejati dari sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia.” Praktik ini mampu memecah sekat-sekat perbedaan suku, agama, maupun status sosial, karena semua anggota masyarakat membaur dan bekerja sama untuk kepentingan komunal. Rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan sekitar pun tumbuh subur, menciptakan komunitas yang tangguh dan harmonis.
Namun, di tengah derasnya arus modernisasi dan urbanisasi, muncul kekhawatiran. Gaya hidup individualistis yang semakin mengemuka di perkotaan, di mana interaksi sosial seringkali bersifat transaksional, seolah perlahan mengikis semangat gotong royong. Kesibukan dan fokus pada kepentingan pribadi membuat banyak orang tidak lagi memiliki waktu atau bahkan mengenal tetangga di sekitarnya. Tradisi seperti kerja bakti atau siskamling (sistem keamanan lingkungan) di beberapa tempat mulai ditinggalkan.
Lantas, apakah gotong royong benar-benar akan lenyap? Mungkin tidak sepenuhnya. Semangat ini bisa jadi hanya bertransformasi ke bentuk-bentuk baru, seperti penggalangan dana online untuk korban bencana atau gerakan komunitas sukarela.
Meski demikian, ini adalah pengingat bagi kita semua. Merevitalisasi semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan agar perekat sosial bangsa Indonesia ini tidak benar-benar terkikis oleh zaman, dan dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar