Midodareni: Malam Sakral Menjelang Pernikahan Adat Jawa
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sen, 7 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Pernikahan adat Jawa kaya akan rangkaian prosesi yang sarat makna, dan salah satu yang paling penting adalah malam Midodareni. Upacara ini merupakan malam sakral yang digelar tepat satu hari sebelum prosesi ijab kabul atau akad nikah dilaksanakan. Berasal dari kata bidadari, Midodareni adalah malam di mana calon pengantin wanita dipersiapkan secara lahir dan batin untuk memasuki gerbang pernikahan.
Pada malam Midodareni, calon pengantin wanita akan tinggal di dalam kamar atau dipingit. Ia tidak diizinkan untuk bertemu dengan calon suaminya hingga esok hari. Menurut kepercayaan, pada malam yang istimewa ini para bidadari dari kahyangan akan turun untuk menyempurnakan dan mempercantik rupa sang pengantin, memberinya aura yang bersinar di hari pernikahannya.
Sementara itu, calon pengantin pria beserta keluarganya akan datang berkunjung ke kediaman keluarga wanita. Kedatangan mereka bertujuan untuk menyerahkan seserahan sebagai simbol kesanggupan dan tanggung jawab seorang suami. Meskipun telah hadir, calon mempelai pria hanya diperkenankan menunggu di teras atau ruang tamu saja.
Momen ini menjadi ajang silaturahmi terakhir antarkeluarga sebelum kedua mempelai sah menjadi suami istri. Biasanya, malam ini diisi dengan wejangan dan nasihat dari orang tua pihak wanita kepada calon menantunya.
Lebih dari sekadar ritual, Midodareni adalah malam yang penuh dengan doa, harapan, dan peneguhan hati. Prosesi ini menjadi simbol kesabaran bagi calon pengantin pria dan masa perenungan suci bagi calon pengantin wanita. Kehadiran tradisi ini membuktikan bahwa pernikahan adat Jawa bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang persiapan spiritual yang mendalam, menjadikannya warisan budaya yang tak ternilai.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar