Tradisi Sasi: Kearifan Lokal Maluku dalam Menjaga Alam
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sen, 7 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Di tengah kekayaan alam Indonesia, tersimpan kearifan lokal yang tak lekang oleh waktu, salah satunya adalah Tradisi Sasi dari Maluku. Sasi merupakan sebuah praktik adat yang mengatur pemanfaatan sumber daya alam, baik di laut maupun di darat, sebagai bentuk nyata upaya menjaga alam. Tradisi ini menjadi bukti bahwa masyarakat Maluku telah menerapkan konsep konservasi jauh sebelum dikenal secara modern.
Pada praktiknya, Sasi adalah larangan sementara untuk mengambil hasil alam tertentu di sebuah area yang telah disepakati. Larangan ini bisa berlaku untuk hasil laut seperti ikan dan teripang, atau hasil kebun seperti kelapa dan cengkih. Aturan ini ditegakkan oleh lembaga adat yang disebut Kewang. Selama periode Sasi berlangsung, ekosistem diberi waktu untuk pulih dan berkembang biak tanpa adanya gangguan dari aktivitas manusia.
Tujuan utama Tradisi Sasi adalah untuk memastikan kelestarian lingkungan dan hasil panen yang berkelanjutan. Dengan memberikan jeda waktu yang cukup, sumber daya alam dapat beregenerasi secara optimal. Ketika Sasi dibuka dalam sebuah upacara yang dikenal sebagai buka sasi, masyarakat dapat menikmati hasil panen lestari yang melimpah dan berkualitas tinggi. Sistem ini tidak hanya menguntungkan secara ekologis, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan keadilan di dalam komunitas.
Lebih dari sekadar kebiasaan, Sasi adalah cerminan filosofi hidup masyarakat Maluku yang hidup harmonis dengan alam. Praktik ini merupakan model kearifan lokal Maluku yang sangat relevan hingga kini, mengajarkan pentingnya kesabaran, kebersamaan, dan tanggung jawab. Tradisi Sasi adalah warisan budaya berharga yang menunjukkan cara efektif dalam menjaga alam untuk kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar